REVIEW FILM RAAZI (2018)

REVIEW FILM RAAZI (2018)

Aksi spionase merupakan salah satu cerita yang paling sering diangkat ke layar lebar. Menonton kisahnya bisa menciptakan kesenangan tersendiri. Adrenalin terpacu melalui sajian aksi demi aksi yang menegangkan. Tak heran, banyak orang yang suka dengan genre film aksi spionase ini.



Demikian juga dengan perfilman bollywood. Konflik India dan Pakistan yang pernah berperang empat kali, 1947, 1965, 1971 dan 1999 adalah arena yang luas untuk diekplorasi oleh sineas film. Dengan berlatarbelakang permusuhan ini, maka sangat "wajar" apabila para produser Bollywood menjual konflik ini ke arena layar lebar.

Konflik yang dikemas sedemikian rupa dan disajikan penuh dramatik dengan tujuan komersil, baik dalam kemasan asmara seperti Veer-Zaara (2004), maupun dengan pendekatan simpatik seperti Bajrangi Bhaijaan (2015), atau aksi masala semacam dwilogi Tiger ( Ek Tha Tiger dan Tiger Zinda Hai ) yang baru saja kita saksikan di penghujung tahun 2017. Semuanya laris manis dan sukses di box office India, bahkan dunia.


Satu lagi, di penghujung semester pertama tahun ini, Bollywood menyuguhkan film bertemakan spionase dengan latar perang dingin hubungan konflik India - Pakistan, beberapa bulan sebelum serangan Kapal Selam Ghazi, film spionase ini diberi judul "RAAZI". Tentu saja dari perspektif India, dimana sang tokoh utama protagonisnya berasal dari India.


Eits, tunggu dulu. 

Raazi hadir dengan cara yang berbeda. Filmnya ini ditangani oleh sutradara wanita yang handal dan multitalent yaitu Meghna Gulzar - merangkap sebagai produser, penulis cerita, sekaligus skenario dan dialog. Di jajaran pemeran utama, aktor wanita yang tak kalah handalnya - Alia Bhatt menjadi andalan Meghna untuk menyampaikan pesan yang tersirat dari Raazi.

Raazi yang bisa diartikan mau/setuju, merujuk pada kesediaan Sehmat Khan (Alia Bhatt) yang dijodohkan oleh orang tuanya, Hidayat Khan (Rajit Kapur), untuk menikah dengan Iqbal (Vicky Kaushal), putra seorang Brigadir Jendral Pakistan, Parvez Syed yang juga sahabat Hidayat Khan. Sebuah pernikahan antara dua manusia dari dua negara yang sedang berseteru.



Terdengar klise memang. Tapi tunggu dulu, Sehmat Khan bukan pergi hanya untuk menikah. Dia mengemban tugas berat sebagai mata-mata untuk memberikan informasi penting dari markas besar angkatan darat Pakistan kepada Biro Intelegen India.

Di satu sisi, Sehmat harus menjadi istri dan menantu yang baik di dalam keluarga barunya. Sebagai istri seorang perwira tentara, Sehmat juga harus mampu bersosialisasi dengan ibu-ibu pejabat di lingkungannya. Dan yang paling utama, dia harus mampu mengoleksi informasi penting dari dalam Markas Angkatan Darat Pakistan untuk kepentingan India.

Terlalu berat beban seorang Sehmat Khan. Gadis belia yang tiba-tiba harus menjadi anak yang baik bagi orangtuanya, istri yang baik bagi suaminya, menantu yang baik bagi mertuanya, ipar yang baik bagi saudara suaminya, dan mata-mata yang handal bagi negaranya.

Meski terkesan lamban, babak pertama Raazi adalah momen penting untuk menggiring emosi penonton.  Pengenalan karakter mengalir efektif. Semuanya berjalan lancar hingga konflik mulai digulirkan di babak kedua.

Ketegangan demi ketegangan mampu dipresentasikan dengan baik oleh Alia Bhatt. Emosi penonton turut diaduk-aduk menyaksikan momen pemicu adrenalin itu. Penggiringan emosi sejak babak pertama turut andil pada pengembangan konflik di babak kedua.

Tak ada adegan slowmo ala film masala, apalagi tarian gak penting di bawah guyuran hujan, sama sekali tidak ada. Ledakan spektakuler dan aksi heroik ala spionase hollywood pun tak akan ditemui. Raazi hadir dengan ketegangan dan emosional yang bikin kita merasa miris sekaligus sedih secara bersamaan. Meghna cukup melakukan zoom pada wajah Aliaa Bhatt, adrenalin sukses terpicu, simpati penonton pun tercipta.

Di babak ketiga, ada kesan buru-buru untuk segera mengakhiri guliran kisahnya. Ada banyak kesempatan untuk diekplore lebih mendalam. Dialog Sehmat dan Iqbal masih bisa dipertajam lagi. Meghna Gulzar mungkin memilih untuk tidak bertele-tele ala sinetron. Keputusan Meghna mungkin tepat bagi sebagian orang, namun kurang greget bagi pecinta film bollywood.

Acungan jempol tentunya layak diberikan pada duet Aliaa Bhatt dan Meghna Gulzar. Vicky Khausal tampak kesulitan mengimbangi akting Alia. TeOoPe deh Alia, calon aktris terbaik tahun ini.

Penampilan spesial dari Soni Razdan sebagai ibu dari Sehmat Khan/Alia Bhatt, cukup memberi kejutan yang menyenangkan. Tak banyak dialog yang dilakoninya, namun ekspresi seorang ibu pada anaknya tak bisa dipandang remeh. Kemistri ibu dan anak ini cukup terasa dan mampu menghidupkan suasana.

Sebuah film aksi spionase berlatar belakang perang dari perspektif wanita India. Dibuat oleh sutradara wanita yang handal, diperankan oleh artis wanita yang piawai, apa lagi yang perlu diragukan?



RAAZI (2018)
Directed by
Produced by
Vineet Jain
Karan Johar
Hiroo Yash Johar
Apoorva Mehta
Screenplay by
Based on
Calling Sehmat
by Harinder Sikka
Starring
Music by

Apa pendapatmu tentang REVIEW FILM RAAZI (2018)? Yuk, beritahu kami di kolom komentar.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca semua. Dapatkan artikel review dan sinopsis film India, atau gosip selebriti terbaru, dan semua hal tentang film India ada disini. Kalian juga bisa menonton film India Terbaru Subtitle Bahasa Indonesia disini.



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url