REVIEW FILM AE DIL HAI MUSHKIL (2016)

REVIEW FILM AE DIL HAI MUSHKIL (2016)


Karan Johar. Nama di balik sukses film Bollywood fenomenal, Kuch Kuch Hota Hai itu kini kembali menyutradarai proyek film ambisius. Terakhir terdengar merilis My Name Is Khan yang cukup kontroversial itu, serta beberapa film yang kurang menyita perhatian, Johar melempar film anyarnya yang bertajuk Ae Dil Hai Muskhil (yang kurang lebih artinya Ah Hati ini! terasa sukar). Sempat menuai kontroversi karena nyaris dilarang edar oleh negaranya sendiri, akibat memakai dua nama aktor asal Pakistan, di tengah konflik India-Pakistan saat ini, Ae Dil Hai Mushkil untungnya bisa tetap tayang luas dan serentak di beberapa negara termasuk Indonesia.

Mereunikan dua bintang papan atas India pasca film Bombay Velvet, Ranbir Kapoor dan Anushka Sharma sebagai Ayan dan Alizeh. Dua muda-mudi India yang menghabiskan harta orang tua mereka yang kaya raya dengan sekolah di London dan berpesta saat malam tiba. Mabuk dan sempat bercumbu yang berakhir dengan kekonyolan, Ayan yang kekanak-kanakan dan serampangan jatuh hati pada Alizeh yang berjiwa bebas namun terkukung cinta masa lalunya. Setelah menghabiskan malam pertemuan mereka dengan bincang-bincang kehidupan, beberapa sloki bir, dan atap apartemen untuk menatap bintang, keduanya sepakat untuk tetap menjalin persahabatan setelahnya. Sayangnya, dalam prosesnya, Ayan perlahan-lahan makin memupuk perasannya pada Alizeh, dan tidak sebaliknya. Waktu lah yang lalu menjawab hubungan tarik ulur keduanya dengan jawaban yang mendewasakan dua anak manusia ini.

Dibuka dengan ceria dan kocak, Ae Dil Hai Mushkil adalah komedi romantis modern yang terasa kebarat-baratan. Karakternya memiliki gaya hidup bebas yang sebenarnya cukup masuk akal mengingat latar belakang mereka yang besar di luar ranah Hindustan. Beberapa humornya terkadang hambar terkadang cukup mengundang senyum, namun ketika Johar memasukkan unsur meta yang mengolok-olok tipikal film Bollywood, termasuk film yang dibesutnya sendiri terdahulu, Ae Dil Hai Muskhilberasa segar dan menyenangkan. Adegan di Paris dimana Ayan dan Alizeh mencoba mereka ulang adegan film klasik Bollywood, Chandni, terasa begitu menggelikan sekaligus pintar. Johar memasukkan referensi film-film India lawas dan lalu membaurkannya dalam film ini, termasuk dialog dan nyanyian yang dibahas dan terkadang ikut ditembangkan oleh para lakonnya.

Sayangnya keriaan di sepertiga plotnya, lalu digantikan dengan melodrama yang awalnya cukup mengaduk-aduk emosi,walaupun berasa klise, namun makin ke belakang makin terksesan laiknya opera sabun. Konfliknya begitu murahan, dan intrik cinta tak berbalas ala “the boy falls in love but the girl doesnt” juga serasa berlebihan. Hal ini ikut dirusak dengan karakter Ayan yang terkadang tampil mengganggu dengan sikap tak dewasanya, untungnya Kapoor yang besar dari dinasti keluarga aktor, mampu menghidupkan perannya dengan meyakinkan. Sharma di lain sisi, memiliki karakter gadis yang awalnya terlihat kuat namun tunduk pada cinta lamanya, terasa tidak konsisten, tapi lagi-lagi cinta yang disalahkan. 


Kejutan besarnya mungkin ada di kemunculan megabintang, Aishwarya Rai Bachchan, mantan Miss World, yang bermain di seperempat alurnya sebagai pengalih perhatian Ayan dari Alizeh, itupun porsinya tak lebih dari pemanis dan konflik untuk dua peran utamanya tadi. Begitu juga ketika bintang lainnya, Shahrukh Khan ikut memeriahkan layar dalam satu adegan singkat yang juga lagi-lagi hanya sebagai perpanjangan narasi yang untungnya cukup efektif dalam menghibur penonton. Sementara dua nama bintang Pakistan yang menjadi kontroversi karena keterlibatan di film ini, Fawad Khan dan Imran Abbas muncul sebagai karakter pendukung yang cukup gula-gula, namun memegang poin penting dalam perkembangan ceritanya.

Menjual pemandangan indah negara-negara Eropa, Ae Dil Hai Mushkil memang berkualitas semenjana, tipikal, dan repetitif dari film-film romansa Bollywood ala Karan Johar sebelumnya yang lemah dalam pendalaman alurnya, meskipun lagu-lagunya tetap nikmat didengar dan implisit disertakan dengan cara yang lebih masuk akal, daripada konsep film-film India lawas yang secara tiba-tiba membuat tokoh utamanya menari dan berdendang secara mendadak lengkap dengan penari latarnya. Dan terutama penutupnya yang di luar dugaan dan manis dengan cara berbeda, namun berhasil meninggalkan kesan tersendiri.

Ae Dil Hai Mushkil (2016)
6.0 Movienthusiast's
Summary
Sangat lemah, dibanding film-film terbaik Karan Johar terdahulu, Ae Dil Hai Mushkil masih menghibur dengan sajian khas Bollywood-nya dan berhasil menggelar konsep cinta platonik yang tidak dipaksakan di penutupnya yang manis.
CERITA5.5
PENYUTRADARAAN6
AKTING7
VISUAL7
 ------------------
sumber : Movienthusiast.com

Apa pendapatmu tentang REVIEW FILM AE DIL HAI MUSHKIL (2016)? Yuk, beritahu kami di kolom komentar.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca semua. Dapatkan artikel review dan sinopsis film India, atau gosip selebriti terbaru, dan semua hal tentang film India ada disini. Kalian juga bisa menonton film India Terbaru Subtitle Bahasa Indonesia disini.



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url